Bahasa Indonesia Tetap Menjadi Alat Pemersatu bagi Tunawicara
Bahasa tetap menjadi alat pemersatu berbagai masyarakat, termasuk berfungsi sebagai alat komunikasi bagi para tunawicara. Sebab, bahasa tidak hanya bisa disampaikan secara verbal, tapi juga melalui tulisan dan isyarat.
Lalu, bagaimana cara menjembantani komunikasi antartunawicara atau antara tunawicara dengan lingkungan? Menurut seorang Profesor, Iris Berent, lewat eksperimen yang dilakukannya, otak manusia bisa menangkap struktur bahasa tanpa peduli apakah bahasa itu dihadirkan lewat ucapan atau isyarat. Maka, penting sekali mengajarkan bahasa isyarat kepada tunawicara/tunarungu, sedini mungkin. Bahkan, tidak hanya mereka. Seharusnya, orang normal juga ikut belajar.
Bila penderita tuna rungu juga belajar bahasa verbal meski tanpa suara, maka orang normal pun sebaiknya mempelajari bahasa isyarat dengan alasan sebagai berikut:
- Dapat dengan mudah berinteraksi dengan penderita tunarungu/tunawicara tanpa harus menggunakan bahasa tulisan maupun bantuan orang lain.
- Dapat membantu menerjemahkan komunikasi antara penderita tunarungu/tunawicara dengan orang normal.
- Dapat merasakan penderitaan mereka yang mengalami kesulitan dalam berkomunikasi.
- Menjadi bentuk dukungan yang diberikan kepada para tunarungu/tunawicara yang terkadang menerima perundungan dari sekitar.
Bentuk upaya lain untuk mewujudkan kedudukan bahasa sebagai pemersatu, dan alat komunikasi bagi para difabel adalah dengan memberikan bahasa isyarat pada beberapa acara penting di televisi atau menyediakan running teks---jika biaya produksinya tidak terlalu signifikan.
#Diskusi1BahasaIndonesia
Lalu, bagaimana cara menjembantani komunikasi antartunawicara atau antara tunawicara dengan lingkungan? Menurut seorang Profesor, Iris Berent, lewat eksperimen yang dilakukannya, otak manusia bisa menangkap struktur bahasa tanpa peduli apakah bahasa itu dihadirkan lewat ucapan atau isyarat. Maka, penting sekali mengajarkan bahasa isyarat kepada tunawicara/tunarungu, sedini mungkin. Bahkan, tidak hanya mereka. Seharusnya, orang normal juga ikut belajar.
| Berkenalan Sistem Isyarat Indonesia Sumber gambar: Wikipedia Bahasa Indonesia |
Bila penderita tuna rungu juga belajar bahasa verbal meski tanpa suara, maka orang normal pun sebaiknya mempelajari bahasa isyarat dengan alasan sebagai berikut:
- Dapat dengan mudah berinteraksi dengan penderita tunarungu/tunawicara tanpa harus menggunakan bahasa tulisan maupun bantuan orang lain.
- Dapat membantu menerjemahkan komunikasi antara penderita tunarungu/tunawicara dengan orang normal.
- Dapat merasakan penderitaan mereka yang mengalami kesulitan dalam berkomunikasi.
- Menjadi bentuk dukungan yang diberikan kepada para tunarungu/tunawicara yang terkadang menerima perundungan dari sekitar.
Bentuk upaya lain untuk mewujudkan kedudukan bahasa sebagai pemersatu, dan alat komunikasi bagi para difabel adalah dengan memberikan bahasa isyarat pada beberapa acara penting di televisi atau menyediakan running teks---jika biaya produksinya tidak terlalu signifikan.
#Diskusi1BahasaIndonesia
Comments
Post a Comment